Aku telah melangkah sejauh lereng menyelami bukit, setinggi lembah mendaki langit, seluas bumi menggapai samudra, tapi apakah aku harus kembali untuk menjemput lamunan yang terhapus tangisan, terhempas lirih yang meringkih dipurnama pertama??? Hanya unuk mengusung ilusi yang berfusi, teragresi emosi, terabrasi ombak kemurkaan, tererosi okupasi ego yang kokoh meski teragitasi cemooh,,
Jujur lamunan yang tersisa masih ingin kurangkai pada tangkai yang baru, ranting yang biru, kelak ku akan sematkan pemanis pada kuncupnya,, agapr kupu-kupu bersewaka menghidangkan sari-sari madu,, ditempat ia mengadu,,
Hmmm ……..
Aku suka, tak tersiksa,, tapi apakah siksa itu, siksa yang kurasa pada saat menyisir sungai, terperangai hanya karena hasrat yang begitu perkasa,, tak berdaya ku terpedaya,, itu dosa!! Tapi seyogyanya itu biasa,, terkalahkan jaksa pada persidangan selasa, pada lima lebih sembilan dengan ketukan palu hakim hyang kuasa,,
Ahhhhhh,, aku jengah,, lelah, resah, tapi tetap sedikt pongah!!! Hahahaa, itulah aku, makhluk kecil yang tengil, kata orang agk centil ketika pujaan hati memanggil,, tapi sangat sentimentil pada orang yang jahil,,
lalu,,? Itu saja.. Biarkan berlalu, walau tak selalu berakhir sendu nan pilu, pilu yang amat haru bak teriris sembilu, aku tak acuh malu membelah benua, dimana cinta itu kan menua,,